TUGAS (Hasil Laporan Observasi Bahasa Daerah di SD)

HASIL LAPORAN OBSERVASI
BAHASA DAERAH DI SD






Oleh : Luki Dwiyanto
NIM :2227102080




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
20011




Pendahuluan

Keragaman bahasa daerah yang ada di Banten, tentunya merupakan suatu kekayaan budaya yang harus dipertahankan. Keragaman tersebut menjadi perhatian serius kita semua dalam upaya melakukan pembinaan dan penelitian terhadap bahasa daerah khususnya di Banten ini. Apa saja hasil penelitiannya?
Keragaman bahasa daerah yang ada di Banten mulai terancam punah oleh modernisasi. Ancaman kepunahan terhadap keragaman bahasa daerah di Banten telah dirasa oleh kita semua. Dikatakannya, makin jarangnya penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di kalangan masyarakat adat khususnya generasi muda saat ini merupakan ancaman terhadap punahnya bahasa daerah. terkait hal itu, Pemerintah Provinsi Banten perlunya memberikan perhatian serius terhadap hal ini, agar bahasa daerah yang ada di Banten tidak punah.
Ada banyak dari berbagai suku yang ada di Banten baik yang mendiami daerah perkotaan daerah-daerah maupun daerah-daerah di yang sudah dipetakan. Namun berdasarkan penelitian penggunaan bahasa daerah mulai dirasakan punahnya bahasa daerah yang digunakan.
Penggunaan bahasa deaerah ini pun berdampak di sekolah-sekolah. Sejak tahun 2001 rencana perubahan kurikulum sudah sampai ke sekolah. Kurikulum 1994 diganti dengan kurikulum baru yang berorientasi kepada kompetensi. Sementara itu, dalam rangka pemantapannya, beberapa mata pelajaran yang termasuk muatan nasional sudah diujicobakan, sehingga masa transisi pembelajaran antara kurikulum lama dengan yang baru makin terasa.











Latar belakanng masalah

Telah peneliti kemukakan bahwa penggunaan bahasa sunda pada saat ini telah mengalami kegeseran. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa dialek bahasa Sunda diseluruh provinsi Banten. Di dasari oleh hal tersebut, peneliti merasa perlu diadakannya sebuah penelitian mengenai penggunaan bahasa Sunda dan Jawa dimasyarakat menurut daerah penggunannya. Daerah yang dijadikan sebagai tempat dalam penelitian ini adalah sebuah sekolah dasar di serang yaitu SDN Banjarsari 2, berada di kabupaten Serang-Banten, alasannya sekoalah ini memiliki kekhasan tersendiri dalam hal penggunaan bahasa Sunda dan Jawa oleh murid-murid di sekolah tersebut.

















Laporan Penggunaan bahasa sunda di sekolah

Bahasa Sunda berkedudukan sebagai bahasa daerah, yang yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakat Banten. Bahasa Sunda juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI untuk sekolah-sekolah yang memang tinggal di wilayah tertentu khususnya perkamungan yang sehari-harinya menggunakan bahasa daerah tersebut. Tetapi, ini tidak berlaku untuk daerah perkotaan seperti di Serang-Banten. Di hampir setiap sekolah di kota serang ini menggunakan bahasa Indonesia untuk pengantar pembelajaran di kelas. Anak-anak di serang rata-rata mengerti bahasa jawa khas serang yang memang sebagian besar siswa yang bersekoalah di serang tinggal di wilayah serang.
Menurut sejarahnya, Dialek Banten mulai dituturkan di zaman Kesultanan Banten pada abad ke-16. Di zaman itu, bahasa Jawa yang diucapkan di Banten tiada bedanya dengan bahasa Jawa di Mataram. Namun, bahasa Jawa di Banten mulai terlihat bedanya, apa lagi daerah penuturannya dikelilingi daerah penuturan bahasa Sunda dan Betawi.
Dialek Banten atau Jawa Serang ini dituturkan di bagian utara Kabupaten Serang dan daerah barat Kabupaten Tangerang. Dialek ini dianggap sebagai dialek kuno juga banyak pengaruh bahasa Sunda dan Betawi.
Contoh :
• Aja (dibaca aje) bribin! : Jangan membuat kisruh!
• Sire arep mendhi? (sire itu kasar) : Kamu akan ke mana?
• Mak lunga jeng Teh Toyah : Ibu pergi dengan Kak Toyah.
Bahasa Jawa Serang adalah bahasa Jawa yang telah mengalami akulturasi dengan kebudayaan Sunda Banten. Sebagian besar bahasanya sama seperti bahasa Jawa aslinya namun kata-kata yang pada bahasa Jawa asli berakhiran ‘o’ pada bahasa Jawa Serang berakhiran ‘e’ (baca: seperti e pada kata “peti”) seperti akhiran pada bahasa Melayu/Malaysia. Misalnya kata “apa” yang dalam bahasa Jawa aslinya adalah “opo” menjadi “ape” pada bahasa Jawa Serang. Sebagian lagi merupakan bahasa Sunda Banten yang berbeda pula dengan Sunda Priangan.
Jadi Penggunaan bahasa jawa serang di sekolah yang kami amati, rata-rata mengerti bahasa jawa serang, dan jarang siswa-siswa menggunakan bahasa sunda, walaupun ada itu tidak berbanding banyak denggan penggunaan bahasa jawa serang ini.
Bahan ajar untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda.
Pembelajaran bahasa Sunda diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan budaya Sunda, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Sunda, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Sunda diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Sunda dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Sunda.

Balai Pengembangan Bahasa Daerah Dinas Pendidikan Propinsi Banten sejak tahun 2003 sudah mengadakan pemantauan terhadap kenyataan ini, khususnya yang berkaitan dengan (1) kurikulum, (2) bahan ajar, (3) sarana dan sumber belajar, dan (4) pelaksanaan pengajaran. Bersamaan dengan itu, Dinas Pendidikan pun telah memprakarsai terbitnya buku Pedoman Kurikulum Berorientasi Kompetensi Bahasa Daerah (Sunda) untuk Guru SD (2003) yang isinya disesuaikan dengan petunjuk Pusat Kurikulum – Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional yang berturut-turut terbit sejak tahun 2001 dan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).











Laporan tentang Standar Kompetensi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda Lulusan SD/MI

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda ini merupakan dikeluarkan sebagai arahan atau pedoman bagi guru dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Isinya memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), yang harus disusun dan dikembangkan lagi oleh guru dan sekolah mednjadi kurikulum yang berisi SK, KD, indikator, pengalaman belajar, lingkup materi, dan jenis evaluasi. Penyusunan kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi setempat.
Masih berhubungan dengan keadaan setempat yang berbeda satu dengan lainnya, perlu dipertimbangkan pengelompokan keadaan (kategorisasi lokal), baik di wilayah pemakaian bahasa Sunda maupun wilayah yang memiliki dialek bahasa Sunda atau bahasa daerah lain seperti bahasa Jawa. Bahasa tersebut termasuk bahasa daerah yang hidup di Propinsi Banten. sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.

Standar kompetensi kulusan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda terdiri atas empat aspek yang terurai seperti berikut.

a. Menyimak (ngaregepkeun)
Mampu memahami dan menanggapi berbagai ragam wacana lisan sastra maupun nonsastra, yang berupa pengucapan bunyi bahasa, kata, kalimat sederhana dan luas, pengumuman, penjelasan, nasihat, perintah, tuturan, berita, dikte, pelantunan puisi (sajak, guguritan, kakawihan), dan pembacaan cerita (dongeng, cerita pendek).
b. Berbicara (nyarita)
Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan secara lisan, yang berupa percakapan, wawancara, bercerita menceritakan, mengumumkan, menelpon, menjelaskan, menyampaikan (sanggahan, pujian, usul, laporan) diskusi, pidato, bermain peran, dan musikalisasi/dramatisasi puisi.


c. Membaca (maca)
Mampu memahami dan menanggapi beragam teks yang berupa aksara, kata-kata lepas, kalimat lepas, prosa (pengumuman, surat, bahasan, dongeng, cerita pendek, artikel, pidato), percakapan, dan puisi (sajak, guguritan).

d. Menulis (nulis)
Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam beragam tulisan yang berupa suku kata, kata-kata, bentuk kalimat (kalimat sederhana dan luas), fungsi kalimat (berita, tanya, perintah), prosa (wacana pendek, surat, berita, biografi, narasi,deskripsi, eksposisi, pidato, laporan), puisi (sajak, guguritan), serta penggunaan ejaan dan tanda baca.

0 komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar mu jangan lupa yah. Budayakan kirim komentar. :)