Pak Jokowi yang cetar badai membahana sepaha orang dewasa ^^
(Banjir manggil-manggil Gubernur , lihat diri anda sudah mersa kerenkah dengan membuang sampah sekenanya, dan membangaun seingetnya hehe )
Sebelumnya saya minta maaf, dan tidak ada sedikitpun tendensi untuk menyalahkan tuan gubernur karena
saya sadar saya masih waras dan bisa memahami secara keseluruhan masalah yang sebenarnya dan ini bukan kesalahan tuan guberenur sekarang melainkan dosa para pendahulu anda tuan, bahkan pendahulu anda ada yang sangat percaya diri dengan kumis yang tebal menganggap sesekali bisa dijadikan untuk membendung air kiriman, atau semacam tanggul untuk menahan air laut, juga sesekali untuk menakuti malaikat agar tidak mengantarkan hujan terlulu banyak untuk Jakarta, sungguh menggelikan hanya itu upaya beliau sebagai ahli,praktisi dan teknokrat. Sekarang Kami berharap banyak kepada anda untuk menjadi avatar (sipengendali udara terahir) tuan gubernur baru yang merah muka anda karena dipaksa menanggung malu dari kesalahan avatar pendahulu anda.
Ada beberapa hal yang ingin saya utarakan menyangkut rutinitas tahunan yang sebenarnya sudah terjadwal dalam almanak tahunan kita semua sekeluarga sekota sebangsa dan semesta haha.
Banjir Jakarta adalah hal yang sudah sanagt ramah juga lumrah keluar masuk telinga, lewat dan mondar-mandir depan mata, dan sengaja menerpa raga sampai paha orang dewasa.
Saya akan mulai dari satu pertanyaan kenapa Jakarta yang gagah perkasa dengan seangkuh kehususannya tidak pernah terpikir untuk membentuk satu dinas yang maha penting yaitu DINAS PENANGKAL BANJIR ?. Padahal Dinas Pemadam kebakaran sudah ada dan kalo diukur intensitas kejadiannya antara banjir dan kebakaran yang lebih terjadwal adalah banjir bahkan semua umat sudah mengetahui kapan waktunya banjir, kapan waktunya nyerok ikan diloby balai kota, di mesjid, gereja bahkan ada yang menjala ikan digedung serbaguna dan mancing ikan jongkok di tempat kasir pintu tol.
Dinas Penangkal Banjir sangat penting sama pentingnya dengan dinas pemadam kebakan kebakaran, dan penamaannya pun harus tepat sesuai fungsinya kenapa mesti PENANGKAL BANJIR Kenapa bukan PENANGGULANGAN BANJIR?. Seperti tadi yang saya jelaskan penamaan harus sesuai dengan tujuan utama seperti halnya PEMADAM KEBAKARAN namanya bukan PENANGGULANGAN KEBAKARAN (kalo penanggulangan kesannya basa-basi –red) kemudian Dinas Pemadam kebakaran dengan Jargon “Pantang Pulang Sebelum Padam” dan Dinas Penangkal Banjir pun jargonnya kurang lebih seperti itu “PANTANG PULANG SEBELUM SURUT” (Jangan diartikan : nanti dulu pulangnya banjirnya masih besar nunggu surut dulu), ketika sedang tidak banjir pegawai didinas ini bisa dipekerjakan memperbanyak perahu getek, atau membuat karung tahan banjir dengan isi pasir husus anti banjir dan lainnya yaitu bisa disesuaikan dengan kebutuhan seperti membuat souvenir untuk musim banjir atau mungkin mendesign supaya banjir jadi menyenangkan.
Segitu saja saran dan diselingi curhat nya, semoga segera direalisasikan pembentukan dinasnya.
(Banjir manggil-manggil Gubernur , lihat diri anda sudah mersa kerenkah dengan membuang sampah sekenanya, dan membangaun seingetnya hehe )
Sebelumnya saya minta maaf, dan tidak ada sedikitpun tendensi untuk menyalahkan tuan gubernur karena
saya sadar saya masih waras dan bisa memahami secara keseluruhan masalah yang sebenarnya dan ini bukan kesalahan tuan guberenur sekarang melainkan dosa para pendahulu anda tuan, bahkan pendahulu anda ada yang sangat percaya diri dengan kumis yang tebal menganggap sesekali bisa dijadikan untuk membendung air kiriman, atau semacam tanggul untuk menahan air laut, juga sesekali untuk menakuti malaikat agar tidak mengantarkan hujan terlulu banyak untuk Jakarta, sungguh menggelikan hanya itu upaya beliau sebagai ahli,praktisi dan teknokrat. Sekarang Kami berharap banyak kepada anda untuk menjadi avatar (sipengendali udara terahir) tuan gubernur baru yang merah muka anda karena dipaksa menanggung malu dari kesalahan avatar pendahulu anda.
Ada beberapa hal yang ingin saya utarakan menyangkut rutinitas tahunan yang sebenarnya sudah terjadwal dalam almanak tahunan kita semua sekeluarga sekota sebangsa dan semesta haha.
Banjir Jakarta adalah hal yang sudah sanagt ramah juga lumrah keluar masuk telinga, lewat dan mondar-mandir depan mata, dan sengaja menerpa raga sampai paha orang dewasa.
Saya akan mulai dari satu pertanyaan kenapa Jakarta yang gagah perkasa dengan seangkuh kehususannya tidak pernah terpikir untuk membentuk satu dinas yang maha penting yaitu DINAS PENANGKAL BANJIR ?. Padahal Dinas Pemadam kebakaran sudah ada dan kalo diukur intensitas kejadiannya antara banjir dan kebakaran yang lebih terjadwal adalah banjir bahkan semua umat sudah mengetahui kapan waktunya banjir, kapan waktunya nyerok ikan diloby balai kota, di mesjid, gereja bahkan ada yang menjala ikan digedung serbaguna dan mancing ikan jongkok di tempat kasir pintu tol.
Dinas Penangkal Banjir sangat penting sama pentingnya dengan dinas pemadam kebakan kebakaran, dan penamaannya pun harus tepat sesuai fungsinya kenapa mesti PENANGKAL BANJIR Kenapa bukan PENANGGULANGAN BANJIR?. Seperti tadi yang saya jelaskan penamaan harus sesuai dengan tujuan utama seperti halnya PEMADAM KEBAKARAN namanya bukan PENANGGULANGAN KEBAKARAN (kalo penanggulangan kesannya basa-basi –red) kemudian Dinas Pemadam kebakaran dengan Jargon “Pantang Pulang Sebelum Padam” dan Dinas Penangkal Banjir pun jargonnya kurang lebih seperti itu “PANTANG PULANG SEBELUM SURUT” (Jangan diartikan : nanti dulu pulangnya banjirnya masih besar nunggu surut dulu), ketika sedang tidak banjir pegawai didinas ini bisa dipekerjakan memperbanyak perahu getek, atau membuat karung tahan banjir dengan isi pasir husus anti banjir dan lainnya yaitu bisa disesuaikan dengan kebutuhan seperti membuat souvenir untuk musim banjir atau mungkin mendesign supaya banjir jadi menyenangkan.
Segitu saja saran dan diselingi curhat nya, semoga segera direalisasikan pembentukan dinasnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar mu jangan lupa yah. Budayakan kirim komentar. :)